Hari pendek, tapi banyak yang harus dikerjakan. Jadwal pertama pergi ke puskesmas, mau cabut gigi yang hampir rusak. Ini kali kedua ku datangi puskesmas. Karena kemarin si dokter gigi tidak ada di tempat, rapat katanya. Padahal udah setengah jam lebih antri di loket. Hari ini ku harap tidak sia-sia antri loket hanya untuk ketemu si dokter gigi yang akan ku suruh cabut gigi ku sampai ke akar2nya. Alhamdulillah, antrian tak panjang dan ketemu dengan si dokter gigi yang cantik dan rekannya yang berbadan subur hihihi….
Dasar emang lagi apes….hari ini ku di tolak lagi hanya karena gak sarapan pagi. Sepertinya tu syarat utama kalo mau cabut gigi. “Hari Senin besok jam segini ke sini lagi tapi sekarang saya kasih obat”, kata bu dokter. Ya tak apalah demi tercabutnya gigi ku dari tempatnya harus rela 3x bolak-balik ke puskesmas.
Belum juga selesai jadwal pertama, pekerjaan kedua sudah menanti, si boss sms “pekerjaan kemarin ada salah dan harus segera di betulkan”. Kulihat sekilas, kesalahan ternyata fatal dan ini kesalahan pekerjaan beberapa bulan yang lalu dan harusnya sudah ketahuan. Wajah si bos sepertinya memendam amarah, kubiarkan saja. Bukan apa2 sih, kalo ku ikut “ngeyel”, ku juga akhirnya tambah disalahkan, padahal tu bukan 100% murni kesalahanku. Kenapa mesti ngotot sih, toh yang salah bisa diganti trus di kirim lagi. Kayak mau di penjara aja kalo salah. Ini kan cuma urusan dunia, kayak gak ada jalan keluar aja. Memangnya manusia gak boleh salah apa. Harus mengganti semua yang salah, tak masalah, ku ganti semua, print ulang semua file sesuai permintaan si bos.
Emang dasar lagi2 apes….print ngadat, si bos tak mau tahu….pulang deh si bos, mungkin dengan menggerutu dan ngedumel dalam hati yang gak habis2. Meskipun begitu tetap ku selesaikan, biar gak ada utang pekerjaan, pikir ku dalam hati.
Ini nih kebiasaan ku kalo habis buat salah, pasti merasa bersalah berlebihan, streeessss….
Jadi inget sms seseorang, “Stress muncul karena seseorang gak punya rasa ikhlas dengan keadaan yang ada, padahal sebenarnya hidup hanyalah sebuah sandiwara, kita manusia hanya menjadi pemain dari sinetron kehidupan, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini sudah diatur SANG SUTRADARA KEHIDUPAN.
Bener2 hari yang melelahkan lahir dan batin.
Belajar ikhlas menerima semua yang terjadi, nikmati semuanya dengan ikhlas.
Cerita masih berlanjut, belakangan baru tau ternyata ku kemarin salah paham …. maaf bos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar